Tuesday, 17 April 2018

Mantra Dan Doa Di Zaman Para Wali

Baca Juga

Sahabat santri master, kali ini saya kan membahas seputar masalah mantra dan doa, tentunya santri master dalam pembahasan di postingan ini memiliki bebrapa batasan agar postingan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengunjung setia blog santri master, dan perlu diketahui bahwa santri master memberikan postingan seperti ini juga berdasarkan permintaan dari para pengunjung.

Mantra Dan Doa Di Zaman Para Wali

Do'a Dan Mantra

Menurut santri master, antara mantra dan doa sebenarnya tidak ada bedanya. beberapa orang banyak yang menyangka bahwa do'a bukan bagian dari mantra dan mantra bukanlah bagian dari doa, namun bagi saya hal itu tidak ada bedanya.

Do'a merupakan suatu permintaan dari seorang yang berada di bawah kepada seorang yang berada di atasnya dalam hal kedudukan, maka di qiyaskan dengan sebuah permintaan seorang manusia selaku seorang hamba terhadap tuhan, hal ini dapat diwujudkan dengan berbagai tindakan dan perbuatan, baik itu berupa dhohir( yang terlihat) maupun batin (yang tidak terlihat).

Sedangkan, mantra adalah suatu hal yang diucapkan oleh seseorang dengan harapan adanya pemenuhan keinginan dari sang maha kuasa. dengan adanya kata "ucapan" mantra umumnya dianggap sebagai jampi-jampi yang diciptakan lalu diucapkan melalui sebuah acara adat istiadat ataupun ritual keagaman, namun nyatanya mantra juga adapula yang tidak untuk diucapkan, bahkan dilarang keras untuk diucapkan. 

Baca: Kenapa harus kuliah walaupun tanpa kuliah bisa sukses?

Kesamaan Do'a dan Mantra

Maka dari hal itu. Santri master menganggap hal ini adalah sama. Apabila kita melihat ajaran para walisongo pada zaman dahulu. mereka yang menyebarkan ajaran agama islam di pulau jawa menghadapi beberapa halangan dan rintangan, salah satunya yaitu beberapa penyerangan dari golongan yang berbeda kepercayaan.
Menghadapi keadaan seperti itu, para wali memberikan wejangan terhadap para santri-santrinya dan sebuah ajian atau mantra yang pada saat itu dikenal dengan sebutan asmak. Ajian inilah yang disebut mantra oleh beberapa ahli nujum islam.
Beberapa mantra yang diciptakan oleh para wali terdiri atas beberapa susunan bahasa jawa, sunda dan lain-lain. namun beberapa pula dipadukan dengan beberapa lafad al-qur'an yang berbahasa arab. Penggunan ajian inipun memiliki berbagai macam kegunaan seperti kekebalan dan lain-lain.
Salah satu asmak atau mantra yang terkenal pada saat itu adalah asmak kluntung wesi. dari namanya saja kita bisa tahu bahwa mantra ini adalah mantra jawa, namun asmak ini di buat oleh para wali zaman dahulu untuk membentengi diri dari serangan para penjajah.

Baca: Rahasia Menghasilkan uang melalui blog

Mantra para wali

Berikut mantra nya:

Kluntung wesi

Kulitku di gedongi wesi
Sinanjingan wesi kuning
Tinutupan poro nabi
Sinahopan poro wali
Pinayunan syahadat
Tilanenan sholat
Wujude ruh kang sampurno, ojo pati tak tingali
La ilaha illallah Muhammadurosululloh
Ya khafid ikhfadni 7x

Dari asmak tersebut jelas kita ketahui bahwa sebuah mantra buatan para wali ini tersusun dari bahasa jawa, namun bagi sahabat santri master haruslah menggaris bawahi, bahwa asmak/mantra ini adalah bagian dari do'a yang setiap hamba diperbolehkan untuk melakukannya.

Demikian postingan santri master mengenai Mantra dan do'a di zaman para wali, semoga bermanfaat.

Previous Post
Next Post

0 Comments: