Baca Juga
Konsumsi daun tin menghancurkan batu ginjal sebesar 0,5 cm selama 3 bulan. Daun tin kering dan segar memiliki khasiat yang sama.
“Pinggang saya sakit, untuk jalan sedikit saja rasanya capai,” ujarnya. Akhirnya perempuan berusia 60 tahun itu diantar anak sulungnya untuk periksa ke rumah sakit terdekat. Hartatik mengikuti pemeriksaan ultrasonografi (USG) abdomen pada Maret 2016. Dokter mendiagnosis Hartatik menderita batu ginjal. Sebuah batu berukuran 1,9 cm bersarang di ginjal kanan.
Hartatik menolak saran dokter untuk operasi. “Saya memiliki trauma terhadap operasi,” ujar Hartatik. Jika ia menyetujui untuk operasi ia juga harus melakukan serangkaian pemeriksaan laboratorium seperti diagnosis ginjal secara lengkap, tes darah, urine, dan kalsium. Tujuan rangkaian pemeriksaan itu untuk mengetahui jenis batu yang terdapat di ginjalnya. Dengan demikian dokter mampu mengatasi secara tepat.
Setelah operasi Hartatik juga harus menjalani pemulihan selama 4—6 pekan. Karena takut dan proses pemulihan yang panjang ia lebih memilih pengobatan herbal seperti yang disarankan anaknya. Ismanto, anak lelaki Hartatik, menyarankan ibunya untuk rutin mengonsumsi seduhan daun tin setiap hari. Ismanto mengoleksi tin lebih dari 20 jenis yang tumbuh di halaman rumahnya.
Menurut Ismanto semua daun tin bisa dijadikan bahan seduhan dan memiliki khasiat obat yang sama. Namun, ia menyarankan untuk memilih daun yang berada di bagian tengah sehingga lebih bersih. “Daun tin terlalu tua juga sebaiknya dihindari karena memiliki noda seperti karat daun,” ujar Ismanto. Hartatik tak perlu mencari daun tin karena di halaman rumahnya tumbuh beberapa pohon. Sejak Juli 2015 ia rutin memetik 5—10 daun tin.
Air rebusan berubah menjadi cokelat kekuningan. Hartatik meminum air seduhan itu 2 kali sehari sebelum makan. Selain daun segar, ia kadang juga memanfaatkan seduhan daun kering. Biasanya Hartatik mengeringkan daun tin untuk persediaan atau stok di rumah. “Daun tin yang benar-benar kering bisa disimpan selama 5 bulan di almari pendingin,” ujarnya. Proses penjemuran di bawah naungan selama 2 hari sampai daun berubah menjadi hijau kecokelatan.
Untuk membuat seduhan daun kering Hartatik tidak perlu merebus daun sampai air mendidih. Ia hanya menyeduh tiga daun tin kering ke dalam 1 liter air panas. Ia lantas membiarkan daun tin hingga air dingin. Tujuannya agar bulu-bulu halus yang terdapat di daun tin mengendap dan tidak ikut terminum. “Biarkan bulu-bulu halus pada daun tin mengendap, jika tidak maka akan menyebabkan gatal dan rasa tidak nyaman pada tenggorokan,” ujar Ismanto.
Hartatik merasakan perubahan signifikan pada hari ke-7. Tubuhnya lebih segar dan pinggangnya tidak terasa sakit jika berjalan. “Badan saya terasa lebih sehat,” ujar Hartatik. Setelah 3 bulan rutin mengonsumsi seduhan daun tin ia memerikasakan diri ke dokter. Hasilnya batu ginjal Hartatik luruh menjadi 1,4 cm setelah 3 bulan konsumsi daun tin. Sampai sekarang ia masih mengonsumsi teh daun tin sehari sekali.
Menurut herbalis di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Lukas Tersono Adi, mekanisme peluruhan batu ginjal dengan pemberian daun tin sama dengan pemberian herbal kumis kucing dan tempuyang. “Batu ginjal dihancurkan secara berlahan dan sangat halus sehingga tidak terasa sakit saat keluar,” ujar Lukas. Namun ia juga menyarankan untuk meminum air putih lebih banyak daripada biasanya agar batu ginjal yang sudah hancur langsung keluar dan tidak menggumpal kembali
Baca: Hilangkan kolesterol jahat dengan terong ungu.
Hartatik mengeluh sakit pinggang sejak 2014. Semula warga Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, itu berpikir hanya kecapaian. Namun, sakit itu tidak kunjung hilang. Rasa sakit semakin parah jika ia berjalan jauh. Rumahnya di dalam gang membuatnya harus berjalan sejauh 500 meter jika ingin naik kendaraan umum. Sejak sakit pinggang ia tidak sanggup lagi berjalan sejauh itu.“Pinggang saya sakit, untuk jalan sedikit saja rasanya capai,” ujarnya. Akhirnya perempuan berusia 60 tahun itu diantar anak sulungnya untuk periksa ke rumah sakit terdekat. Hartatik mengikuti pemeriksaan ultrasonografi (USG) abdomen pada Maret 2016. Dokter mendiagnosis Hartatik menderita batu ginjal. Sebuah batu berukuran 1,9 cm bersarang di ginjal kanan.
Operasi
Hartatik rutin minum rebusan daun tin untuk mengobati penyakit batu ginjal. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Rumahsakit dr Sardjito, Yogyakarta, Prof Dr dr Nyoman Kertia SpPD, batu ginjal terbentuk akibat penggumpalan kristal berukuran kecil seperti pasir dari zat-zat sisa hasil sekresi tubuh. Batu ginjal paling sering terbentuk dari kalsium yang berlebihan di dalam tubuh akibat terlalu sering mengonsumsi makanan berkalsium tinggi seperti kacang-kacangan.Baca: Musuh Anyar Asam Urat - Riset Terbaru
Selain itu batu ginjal juga dapat terbentuk akibat penyakit lain seperti asam urat. Untuk mencegah terbentuknya batu ginjal, Nyoman Kertia menyarankan untuk mengonsumsi 2 liter air putih per hari. Air akan membantu membersihkan organ ginjal sehingga tidak ada penumpukan zat-zat hasil sekresi tubuh. Jika udah telanjur terbentuk batu ginjal, dokter akan menyarankan pengobatan pengangkatan batu ginjal dengan operasi atau penghancuran batu dengan laser.Hartatik menolak saran dokter untuk operasi. “Saya memiliki trauma terhadap operasi,” ujar Hartatik. Jika ia menyetujui untuk operasi ia juga harus melakukan serangkaian pemeriksaan laboratorium seperti diagnosis ginjal secara lengkap, tes darah, urine, dan kalsium. Tujuan rangkaian pemeriksaan itu untuk mengetahui jenis batu yang terdapat di ginjalnya. Dengan demikian dokter mampu mengatasi secara tepat.
Setelah operasi Hartatik juga harus menjalani pemulihan selama 4—6 pekan. Karena takut dan proses pemulihan yang panjang ia lebih memilih pengobatan herbal seperti yang disarankan anaknya. Ismanto, anak lelaki Hartatik, menyarankan ibunya untuk rutin mengonsumsi seduhan daun tin setiap hari. Ismanto mengoleksi tin lebih dari 20 jenis yang tumbuh di halaman rumahnya.
Daun sedang
Ismanto mengetahui informasi mengenai khasiat teh daun tin dari rekannya di Komunitas Pencinta Tin di Semarang, Jawa Tengah. Selain itu Ismanto juga semakin percaya akan khasiat daun tin karena tumbuhan bergenus Ficus yang masih berkerabat dengan pohon beringin itu disebut di beberapa kitab suci. “Pohon tin juga sering disebutkan sebagai obat seribu penyakit,” ujar Ismanto.Menurut Ismanto semua daun tin bisa dijadikan bahan seduhan dan memiliki khasiat obat yang sama. Namun, ia menyarankan untuk memilih daun yang berada di bagian tengah sehingga lebih bersih. “Daun tin terlalu tua juga sebaiknya dihindari karena memiliki noda seperti karat daun,” ujar Ismanto. Hartatik tak perlu mencari daun tin karena di halaman rumahnya tumbuh beberapa pohon. Sejak Juli 2015 ia rutin memetik 5—10 daun tin.
Baca: Khasiat kayu kuda menjaga stamina dan mengatasi hepatitis B
Ia memetik sekitar 500 gram daun segar per hari. Setelah itu, ia mencucui bersih daun itu di bawah air mengalir. Ia merebus 3 daun tin segar dengan 1 liter air hingga mendidih. Menurut Hartatik merebus daun tin tidak boleh terlalu lama karena akan menyebabkan air terlalu kental dan terasa serat di tenggorokan saat diminum. “Tidak perlu menunggu air menyusut, cukup sampai air mendidih saja,” ujar wanita kelahiran Semarang 30 Juli 1956 itu.Air rebusan berubah menjadi cokelat kekuningan. Hartatik meminum air seduhan itu 2 kali sehari sebelum makan. Selain daun segar, ia kadang juga memanfaatkan seduhan daun kering. Biasanya Hartatik mengeringkan daun tin untuk persediaan atau stok di rumah. “Daun tin yang benar-benar kering bisa disimpan selama 5 bulan di almari pendingin,” ujarnya. Proses penjemuran di bawah naungan selama 2 hari sampai daun berubah menjadi hijau kecokelatan.
Untuk membuat seduhan daun kering Hartatik tidak perlu merebus daun sampai air mendidih. Ia hanya menyeduh tiga daun tin kering ke dalam 1 liter air panas. Ia lantas membiarkan daun tin hingga air dingin. Tujuannya agar bulu-bulu halus yang terdapat di daun tin mengendap dan tidak ikut terminum. “Biarkan bulu-bulu halus pada daun tin mengendap, jika tidak maka akan menyebabkan gatal dan rasa tidak nyaman pada tenggorokan,” ujar Ismanto.
Batu gindal Hartatik setelah minum daun tin selama 3 bulan menjadi 1,4 cm.
Hartatik merasakan perubahan signifikan pada hari ke-7. Tubuhnya lebih segar dan pinggangnya tidak terasa sakit jika berjalan. “Badan saya terasa lebih sehat,” ujar Hartatik. Setelah 3 bulan rutin mengonsumsi seduhan daun tin ia memerikasakan diri ke dokter. Hasilnya batu ginjal Hartatik luruh menjadi 1,4 cm setelah 3 bulan konsumsi daun tin. Sampai sekarang ia masih mengonsumsi teh daun tin sehari sekali.
Menurut herbalis di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Lukas Tersono Adi, mekanisme peluruhan batu ginjal dengan pemberian daun tin sama dengan pemberian herbal kumis kucing dan tempuyang. “Batu ginjal dihancurkan secara berlahan dan sangat halus sehingga tidak terasa sakit saat keluar,” ujar Lukas. Namun ia juga menyarankan untuk meminum air putih lebih banyak daripada biasanya agar batu ginjal yang sudah hancur langsung keluar dan tidak menggumpal kembali
0 Comments: