Baca Juga
Penderita Diabetes Mellittus Aman Mengonsumsi Gula Semut Karena Berindeks Glikemik Rendah
Salam Sahabat Santri Master - Purnomo (39 tahun) mengawali hari dengan menyeruput secangkir teh nasgiteI-akronim panas, legi, kental. itu teh manis dan kental yang dinikmati saat hangat. Gaya hidup bertahuntahun itu menyebabkan wiraswastawan di Jawa Tengah itu mengidap diabetes mellitus. Kadar gula darahnya mencapai 285 mg/dl. Seseorang berisiko mengidap diabetes mellitus jika hasil pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan melebihi 180 mg/dl. Penyebab diabetes mellitus sejatinya beragam, termasuk faktor genetis seseorang. Namun, asupan gula ke tubuh dapat dikendalikan oleh manusia. Menurut data Kementerian Kesehatan pada 2013, prevalensi penderita diabetes terdiagnosis dokter tertinggi berturut-turut terdapat di Yogyakarta mencapai 2,6%, Jakarta (2,5%)), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%).
Lebih aman.
Berdasarkan. penelitian dr Trinidad P. Trinidad PhD, dari Lembaga Riset Pangan dan Nutrisi Filipina, gula semut sebagai pemanis yang paling aman dibanding pemanis alami lain. Sebutan gula semut mengacu pada gula berbahan nira kelapa, berbentuk serbuk mirip gula pasir dan berwarna cokelat muda. Indeks glikemik gula semut termasuk kategori rendah, yaitu 35. Indeks glikemik atau IG adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah atau glukosa dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Dengan kata lain, indeks glikemik merupakan angka estimasi seberapa banyak setiap gram karbohidrat dalam makanan akan meningkatkan kadar glukosa darah seseorang setelah mengonsumsi makanan itu, dibandingkan dengan iika mengkonsumsi glukosa murni.
Glukosa murni memiliki indeks glikemik 100. Angka indeks glikemik tinggi (di atas 70) berarti banyak mengandung glukosa, sebaliknya angka indeks glikemik rendah artinya sedikit mengandung glukosa. Semakin tinggi nilai indeks glikemik, maka semakin cepat gula diserap dan di timbun dalam darah. ltulah pemicu penyakit diabetes mellitus seperti pengalaman Purnomo.
Menurut peneliti kelapa di Jurusan Kimia Universitas Gadjah Mada, Prof Dr Bambang Setyaji, indeks glisemlk gula kelapa rendah lantaran dominan molekul galaktosa dan maltosa. Keduanya tergolong gula yang lambat diserap tubuh. Bandingkan dengan sukrosa yang dominan dalam gula tebu dan tubuh lebih cepat menyerapnya. Indeks glikemik gula tebu termasuk tinggi yaitu 70.
Kehadiran gula semut sebagai varian baru hasil olahan gula berbahan baku nira kelapa merebut hati masyarakat. Rendahnya indeks glikemik membuat gula semut aman di konsumsi oleh kelompok masyarakat beresiko diabetes. Bambang Setyaji mengatakan, kandungan gugus karbohidrat dalam gula semut merupakan maltosa yang lebih kompleks. Dampaknya tubuh lebih lambat mengurainya sehingga lebih lama pula meningkatkan kadar gula darah. itu kebalikan dengan gugus karbohidrat pada gula tebu, yakni sukrosa yang mudah diuraikan menjadi glukosa Sehingga cepat pula meningkatkan kadar gula darah.
Kandungan lain.
Menurut periset di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jenderal W Soedirman, Ir Mustaufik, MP, keunggulan gula semut aman dikonsumsi penderita diabetes. “Indeks glikemik yang rendah pada gula semut membantu diabetesi untuk tetap dapat merasakan citarasa manis pada makanan tanpa takut lonjakan gula darah. Keunggulan lain bentuk kristal sehingga mudah untuk mengatur takaran dengan sendok pada makanan yang akan dikonsumsi,” ujar Mustaufik.
Masyarakat luar negeri justru lebih banyak mengonsumsi gula semut sebagai pemanis alami. Eksportir gula semut di Denpasar, Provinsi Bali meningkat tiga kali lipat.
Beragam manfaat kesehatan dalam gula semut berkaitan erat dengan nutrisi yang tekandung dalam nira kelapa. KB. Hebbar, dan rekan dari Central Plantation Crops Research Institute, Kerala, India, mengatakan, nira kaya kandungan gula, protein, dan mineral. Seratus gram nira mengandung gula hingga 13 gram, asam amino (0,245 mg), protein (0,165 gram), sodium (90,6 mg), potasium (168,4 mg), dan fosfor (3,9 mg).
Menurut ahli gizi dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Made Astawan, MS kandungan mineral besi, seng, kalsium, kalium, beberapa asam lemak rantai pendek, polifenol, dan antioksidan memberikan berbagai manfaat kesehatan. Zat besi, misalnya, berkhasiat untuk meningkatkan produksi sei darah merah dalam waktu yang cepat.
Adapun kalium berfaedah sebagai pembantu metabolisme karbohidrat Gula asal nira kelapa itu juga mengandung serat yang disebut Inulin. Faedahnya memperlambat penyerapan glukosa dan sebagai musabab indeks glikemik yang lebih rendah daripada gula tebu. Menurut Mustaunk yang meneliti gula semut sejak 2005 itu gula semut organik lebih unggul,antara lain lebih higienis dan bebas bahan kimia, mudah larut, daya simpan yang lebih lama, dan aromanya khas.
Sejalan dengan kemajuan teknologi dan pola konsumsi masyarakat, saat ini produksi gula semut sudah difortifikasi, atau diperkaya dengan bahan herbal., misalnya jahe merah dan temulawak. Ahli gizi di Rumah sakit Immanuel, Bandung, Jawa Barat, dr Dadang Arief Primana, MSC, SpKO, SpGK mengatakan gula semut plus rimpang temulawak dapat menyembuhkan mag kronis itu logis. “Kurkumin yang bekerja memperbaiki saluran pencernaan, sedangkan gula memberikan tambahan energi dan nutrisi tubuh untuk mempercepat penyembuhan. Keduanya bersinergi," ujar dokter alumnus Universitas Padjajaran, Bandung itu mengatakan temulawak mengandung senyawa aktif kurkumin yang dapat menetralkan asam lambung sekaligus menaikkan produksi mukus atau senyawa pelindung dinding lambung.
Mustaufik mengatakan bahwa bahan baku melimpah dan tersebar di berbagai sentra dan proses pembuatan mudah akan menarik banyak pihak untuk mengembangkan gula semut.
“Perannya bukan mengganti gula dari tebu dan bahan lain, tetapi sebagai pelengkap dan tambahan pilihan makanan bagi masyarakat berkondisi khusus seperti penderita diabetes,” ujar Mustaufik ia berharap gula semut semakin tersebar luas dan diterima masyarakat, karena efek produksi gula semut meningkatkan kualitas kesehatan sekaligus ekonomi masyarakat.
Salam Santri Master.
0 Comments: